#PETARUNG (Pengetahuan Seputar Burung) : “Apa Itu Migrasi Burung ?”





Wili-wili besar (Esacus magnirostris
Foto: Bagus Satrio




 



Sudah mulaimemasuki bulan migrasi bagi burung-burung untuk terbang mencari sumber makanan. Hal ini sudah menjadi tradisi setiap tahunnya. Jika belahan bumi utara sudah memasuki musim dingin burung tersebut akan terbang ke belahan bumi selatan. Penggambaran ini yang kita kenal dengan sebutan migrasi burung atau migratory bird. Perpindahan yang dilakukannya itu biasa terjadi di bulan Oktober atau November ketika musim dingin mulai datang di wilayah utara.



            Alasan kuat kenapa burung melakukan aktfitas migrasi bukan sekedar menghindari  suhu dingin semata, tetapi juga mencari makanan untuk melangsungkan hidupnya. Suhu dingin mengakibatkan cadangan makanan mereka berkurang.



Mengapa burung perlu bermigrasi?



            Migrasi burung dapat dicermati dari lokasi dan waktu. Migrasi ini terbagi atas migrasi arah (latitudinal migration) yaitu berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari kondisi alam yang lebih baik, dan migrasi ketinggian (altitudinal migration). Untuk yang ini, perpindahan dilakukan karena perbedaan ketinggian di tempat hidupnya, bisa disebabkan oleh bencana alam. Sementara itu, migrasi berdasarkan waktu dikenal dengan istilah migrasi balik (return migration). Migrasi balik adalah migrasi sementara yang dilakukan burung ke suatu tempat untuk tujuan tertentu kemudian kembali lagi ke daerah asal.



            Ribuan burung raptor bermigrasi ke Bumi bagian selatan melalui dua jalur. Pertama, koridor daratan sebelah timur (Eastern inland corridor) yaitu jalur yang dilalui para raptor dari tenggara Siberia melalui timur Tiongkok menuju semenanjung Malaysia, lalu mendarat di Indonesia yakni Jawa, Bali, dan Lombok.



            Kedua, Koridor Pantai Pasific (Coastal pacific corridor) yaitu jalur yang akan dilalui oleh burung-burung dari timur Rusia yang melewati Kepulauan Jepang dan Taiwan, lalu ke selatan Filipina dan menepi di wilayah Sunda Besar.



            Dalam perjalanan migrasinya, raptor biasa terbang siang hari. Ketika malam, mereka mencari tempat singgah untuk istirahat (resting). Di tempat peristirahatan, mereka dapat menghabiskan waktu 3 sampai 14 hari untuk mencari makan dan kemudian kembali melanjutkan perjalanannya (stop over).



            Posisi Indonesia yang terbentang antara benua Australia dan Asia Daratan di sisi utara, memiliki nilai penting dalam migrasi burung yang terjadi setiap tahun. Untuk jenis-jenis burung tertentu seperti jenis raptor. Indonesia juga menjadi tujuan akhir bagi berbagai burung raptor untuk bermigrasi. 

            Ribuan raptor bermigrasi mencari makan dari kawasan Asia Utara  menuju kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Uniknya, para raptor itumenggunakan jam internal yang mereka miliki untuk mendeteksi lokasi matahari dan magnet bumi. Dengan bantuan udara panas, mereka dapat terbang tinggi dan meluncur deras. Perilaku itu dapat mengehemat tenaga mereka selama perjalanan migrasi ke tempat tujuannya.



Tantangan











 

Gambar. Jalur migrasi burung peta global







Tantangan terkini konservasi burung migrasi adalah kurangnya pengetahuan dan penyadartahuan kepada masyarakat sehingga banyak beredar persepsi yang salah. Seperti,  daging burung enak dan tidak dimiliki siapapun sehingga bebas untuk ditangkap atau diburu. Bahkan, diduga membawa virus flu burung. Tantangan lainnya adalah minimnya data yang berkesinambungan.



Untuk itu, keterlibatan masyarakat dalam menjaga kelestarian burung harus terus ditingkatkan dengan “citizen science”. Konsep ini merupakan keterlibatan masyarakat dan warga negara dalam kegiatan ilmiah. Warga diajak aktif berkontribusi pada ilmu pengetahuan, dengan upaya intelektualnya maupun lingkungan sektiar, dan sumber daya yang dimilikinya.







Penulis : Justika A

Editor : Bagus S

Tidak ada komentar:

Posting Komentar