Kicauan Burung dari Kota Hujan



     Siapa yang tak mengenal salah satu kota di daerah Jawa Barat dengan julukan “Kota Hujan”, tak lain adalah kota Bogor dengan segala keindahan alamnya. Berbagai tempat wisata pegunungan maupun rekreasi tersaji disana. Puncak adalah salah satu tempat terfavorit yang sering banyak dijamah oleh masyarakat. Puncak merupakan tempat yang paling sering dijadikan peristirahatan penduduk Jakarta karena kesejukkan dan keindahan alamnya. 
     Salah satu objek wisata alam yang terkenal di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat, adalah Taman Wisata Telaga Warna. Objek wisata ini sangat dekat dengan perkebunan teh yang dilatar belakangi oleh persawahan dan perkampungan penduduk dengan gunung yang menjulang tinggi menambah kesan keindahan panorama alam yang sudah ada. Kawasan Taman Wisata Telaga Warna ditetapkan sebagai kawasan taman wisata pada tahun 1972, yang merupakan bagian dari Kawasan Cagar Alam hutan Gunung Mega Mendung dan hutan Gunung Hambalang. Keistimewaan di tempat ini, dapat dijumpai beberapa jenis flora asli hutan tropika pegunungan serta fauna liar seperti, aves, primata, mamalia, dan reptilia. 
     Berawal dari ketertarikan untuk mengikuti salah satu bidang minat di Fakultas Biologi, Universitas Nasional Jakarta, yaitu Biological Bird Club “Ardea” atau yang sering di singkat BBC ini, yang merupakan wadah bagi mahasiwa untuk berkontribusi dalam pelestarian dan perlindungan burung, yang mana beberapa waktu lalu saya ikut dalam pengamatan burung di daerah Puncak Bogor, tepatnya di Taman Nasional Telaga Warna. Kami melakukan pengamatan di pagi hari sekitar jam 7, tetapi berhubung cuaca disana hujan dan turn kabut, jadi kami baru benar-benar efektif melakukan pengamatan jam 8 pagi. 
Dari pengamatan yang dilakukan disana, kami berhasil menemukan 13 jenis burung. Antara lain Ciu kunyit (Pteruthius aenobarbus), Munguk loreng (Sitta azurea), Sikatan ninon (Eumyias indigo), Raja-udang meninting (Alcedo meninting), Sikatan kepala-abu (Cilicicapa ceylonensis), Sikatan belang (Ficedula westermanni), Wiwik uncuing (Cuculus sepulcralis), Sikatan dada-merah (Ficedula dumetoria), Cikrak daun (Phylloscopus trivirgatus), Cinenen pisang (Orthotomus sutorius), Walet linchi (Collocalia linchi), Gelatik batu kelabu (Parus major), dan Burung gereja erasia (Passer montanus). Jenis burung yang paling sering dijumpai adalah Walet linchi (Collocalia linchi).
     Selain itu, ada salah satu jenis burung yang menurut saya menarik dan unik, yaitu Sikatan dada-merah (Ficedula dumetoria). Jenis burung yang satu ini, memiliki tubuh berukuran 11 cm, dengan dominasi warna hitam, jingga, dan putih. Tubuh bagian atas burung jantan berwarna hitam; dengan alis, garis sayap, dan pinggir pangkal ekor berwarna putih. Dagu kemerah-jambuan, dada dan sisi-perut jingga, sementara perut dan tunggingnya berwarna putih. Iris coklat, paruh kecoklatan, kaki abu-abu. Jenis burung yang satu memiliki penyebaran yang cukup luas. Untuk penyebaran global mencakup kawasan di Semenanjung Malaysia, Sunda Besar dan Nusa Tenggara. Sedangkan untuk penyebaran lokal mencakup Sumatera, Kalimantan, dan Jawa. Berbicara mengenai kebiasaannya, jenis burung yang satu ini memiliki kebiasaan dengan mencari makan dekat tanah, agak pendiam, umumnya hidup berpasangan, serta menghuni hutan primer. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar