Bird DNA Sexing

Bird DNA sexing adalah uji DNA dalam menentukan jenis kelamin burung yang sulit ditentukan dari karakteristik morfologinya, sehingga dengan menggunakan bird DNA sexing akan diperoleh hasil jenis kelamin pada burung yang akurat. Sampel yang digunakan dapat berupa bulu burung, spot darah atau kulit telur, dengan teknik pengujian yang bersifat non-invasif sehingga tidak akan menyebabkan burung menjadi stress. Burung yang diuji dapat di usia berapa saja dan bebas dari pembedahan. Pengujian DNA ini dilakukan menggunakan PCR (Polymerase Chain Reaction) untuk mendeteksi keberadaan kromosom jantan dan betina dalam DNA burung. Bird DNA sexing umum digunakan pada burung suku Ardeidae, Anatidae, Accipitridae, Rallidae, Scolopacidae, Columbidae, Psittacidae, Strigiformes dan masih banyak lagi. Saat ini di Indonesia, penggunaan bird DNA sexing lebih banyak digunakan pada burung peliharaan, seperti burung parkit dan harga yang dibutuhkan untuk melakukan test DNA ini mulai dari $ 11.99 – $ 23 tergantung dari sampel yang digunakan.


Prosedur penyiapan sampel bird sexing, kualitas sampel yang dikirim untuk pengujian sangatlah penting dan dapat mempengaruhi hasil akhir. Hal ini guna mencegah terjadinya kesalahan hasil pengujian. Penggunaan sampel bulu dipilih yang ujungnya melingkar dan tidak pipih dan penggunaan bulu dari dada harus memiliki folikel yang di ujungnya berisi DNA untuk diuji, sedangkan pada bulu molting tidak mengandung cukup DNA. Sampel bulu dada yang dibutuhkan sebanyak 5 buah, namun pada burung yang berukuran kecil seperti parkit biasanya memerlukan 8 buah. Saat mengumpulkan sampel bulu, dalam memegangnya tidak boleh menyentuh ujung tangkai tempat jaringan yang mengandung DNA itu berada.


Bulu yang digunakan untuk test DNA. Gambar (animalgenetics.us/Animal Genetics) 


Sampel darah dapat dikumpulkan dengan cara memotong kuku burung yang cukup untuk melubangi pembuluh darah kemudian darah yang keluar diletakkan di atas kertas atau kartu darah. Namun, pada saat mengumpulkan sampel harus dipastikan kuku dan pengguntingnya bersih.

Pembuluh darah pada kuku burung. Gambar (animalgenetics.us/Animal Genetics)


Ketika seekor anak ayam menetas dari cangkangnya, tertinggal bahan vaskular di permukaan bagian dalam sel telur. Bahan vaskular ini merupakan sumber DNA yang dapat digunakan untuk identifikasi jenis kelamin. Ketika mengumpulkan sampel cangkang telur, tidak boleh menyentuh bahan di dalam cangkang. Sebelum dilakukan pengiriman harus dipastikan bahwa cangkang telur benar-benar kering dapat dengan membiarkannya mengering selama 24 jam di inkubator atau sampai membran telur tidak lagi lembab. Hal ini guna memperlambat pembusukan DNA yang dibutuhkan pada saat pengujian, karena DNA akan diekstraksi dari bahan vaskular yang melapisi membran kulit telur.


Sampel cangkang telur kering. Gambar (animalgenetics.us/Animal Genetics)

Sumber: 
  • http://ptgenetika.com/wp-content/uploads/2019/10/Flyer-Genetika-Science-Bird-Sexing.pdf
  • https://vetdnacenter.com/dna-tests/avian-dna-testing/
  • https://www.animalgenetics.us/Avian/DNA_Sexing/DNA-Sexing-Index.asp

Penulis: Annisa Haryanti Nurhasanah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar