Jambore Nasional Wildlife Photography (JNWP) digelar kedua kalinya setelah 2015, sebanyak 100 orang peserta fotografer dari seluruh penjuru Indonesia ikut serta mendokumentasikan flora fdan fauna di TNBB.
Dengan bertema “Explore to Preserve the wildlife by Photography”, berkaitan dengan potensi keanekaragaman hayati TNBB dan terdapat 204 jenis burung, 11 jenis mamalia, herpetofauna dan lainya.
Potensi ini tidak bisa di eksploitasi secara langsung tetapi dengan pemanfaatan berkelanjutan melalui ekowisata untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan penelitian. Alternatif lain adalah aktivitas yang mengeksplorasi tapi tidak mengeksploitasi dengan kegiatan pengambilan foto kehidupan liar. Dengan foto kita dapat menyadarkan masyarakat bahwa masih banyak flora dan fauna yang harus di jaga kecantikanya.
Para
forografer berusaha merekam perilaku burung
di kawasan Taman Nasional Bali
Barat (TNBB).
|
Pulau Bali sangat identik dengan satwa burung Curik atau Jalak Bali merupakan burung Endemik Jawa dan Bali. Jenis burung ini yang sangat terkenal diburu untuk perdagangan ilegal karena harganya pernah menyentuh puluhan juta. Pada tahun 90-an burung ini sangat langka dan sangat sulit di temui di habitat nya yaitu Bali Barat.
Salah satu pusat penangkaran ada disamping kantor Balai Taman Nasional Bali Barat (TNBB). Area pengkaran dan pelepasliaran ini disebut salah satu habitat asli Jalak Bali. Burung ini sangat menyukai Area savana atau padang rumput karena makananya serangga terutama di rerumputan.
Sepasang burung Jalak Bali di Penangkaran
Taman
Nasional Bali Barat (TNBB).
Foto: Panji B / BBC ”Ardea”
|
Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) merupakan jenis jalak cantik berukuran 25cm dengan bulu berwarna putih yang mendominasi. Ciri lainnya adalah ujung sayap dan ekor berwarna hitam dengan jambul panjang yant terurai ke bawah. Bagian sekitar matanya berwarna biru terang, sementara kakinya berwarna abu-abu kebiruan.
Jenis ini aktif mencari makan diantara pohon dan tumbuhan di bawah. Jalak bali ini burung yang jarang mencari makan di atas permukaan tanah namun, saat musim kering ia akan turun ke tanah untuk mencari avertebrata.
Ancaman utama yang di hadai burung yang pertama kali dideskripsikan pada tahun 1912 ini adalah adanya perubahan habitat alami di sepanjang barat laut pantai bali. Ancaman lainnya adalah penangkapan yang tidak terkendali (ilegal) untuk memenuhi pasokan pasar dunia sebagai hewan peliharaan. Populasinya yang sangat sedikit di alam, membuat IUCN menetapkan statusnya Kritis (Critically Endangered/CR).
Penulis : Panji B Surata Azis / BBC “Ardea”
acara nya menarik dan dibuat sangat informatif blog nya kaka
BalasHapus