Mengenal Burung Wiwik si Burung Parasit

Burung Wikwik. Foto: Panjibsa





Burung wiwik yang termasuk dalam anggota suku Cuculidae ini keberadaannya cukup luas, hampir menguhuni wilayah hutan pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali dan bahkan Sulawesi. Selain menguhuni wilayah hutan, burung ini juga dapat ditemukan di area hutan pinggir desa yang dekat dengan pemukiman masyarakat.


Ukuran tubuhnya sekitar 21cm dengan warna bulu yang menutupi tubuhnya berwarna abu-abu. Ciri khasnya terdapat pada ekornya yang berukuran cukup panjang dengan corak garis-garis putih dibagian bawahnya. Paruhnya sedikit panjang dan menukik, serta memiliki mata yang berwarna hitam dengan area pupil yang terlihat berwarna merah saga.


Burung ini memiliki suara kicauan yang terdengar mengalun dengan nada awal yang terdengar kecil kemudian lambat laun akan terdengar meninggi. Suaranya dapat terdengar dari jarak yang lumayan jauh.


Burung wiwik atau orang awam banyak menyebutnya dengan burung kedasih dikatakan sebagai burung parasit, burung yang jahat. Burung ini tidak memiliki sarang sebagaimana burung lainnya yang menyiapkan sarang sebagai tempat untuk mengerami telurnya. Bahkan sang betina pun tidak mau mengerami telurnya sendiri.


Dia akan mencari sarang burung lain sebagai sarangnya. Ketika induk pergi mencari makan, burung wiwik akan menyusup ke sarang tersebut dan akan bertelur disana. Selain bertelur, burung wiwik akan menitipkan telur tersebut sampai menetas. Jumlah telurnya tidak banyak hanya satu atau dua buah telur untuk satu kali peneluran.


Beberapa diantaranya, burung wiwik akan membuang telur asli dari sarang tersebut dengan tujuan mengurangi persaingan saat diberi makan oleh induk angkatnya nanti. Kejadian tersebut akaan dilakukan turun-temurun dan tidak dapat dihilangkan.


Sumber :
  • https://www.jalaksuren.net/mengenal-ciri-khas-burung-wiwik-kelabu-dan-daerah-persebarannya/
  • https://www.kejadiananeh.com/2017/05/burung-kedasih-paling-jahat.html

Penulis : Eva Uswatun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar