Perjalanan ke Bandung

Monitoring Burung Hutan Situ Patenggang, Bandung.


BBC “Ardea” kali ini menjelajahi daerah bandung selama 5 hari untuk monitoring burung hutan tepatnya di situ patenggang. Situ Patenggang sendiri merupakan tempat wisata di Bandung Selatan yang berupa sebuah danau. Danau yang berada di ketinggian lebih dari 1.600 meter di atas permukaan laut ini mempunyai pemandangan yang asri dan sejuk dengan perkebunan teh di sekitarnya. Tidak hanya tempat yang nyaman dan pemandangan yang asri, begitu banyak macam burung yang terdapat disana seperti Takur tohtor, Kerak Kerbau, Wiwik Encuing, Cinenen Pisang, Elang Jawa, dan masih banyak lagi spesies yang terdapat disana. 

Pada hari pertama kami sampai di lokasi kisaran sore hari, karena sudah sore hari kami pun memutuskan untuk beristirahat agar dapat mempersiapkan tenaga untuk esok hari monitoring. Pada hari kedua monitoring burung hutan ini kami membagi menjadi 2 jalur, yaitu jalur I Dan jalur II dari kedua jalur ini memiliki medan yang cukup berbeda dan juga kerapatan dalam setiap jalurnya akan mempengaruhi keanekaragaman burung yang di temui.  

Pada hari ketiga berjalan sama hal nya dengan hari kedua jalur monitoring di bagi dua, kami menemukan beberapa burung  baru yang tidak di temukan pada hari sebelumnya pada jalur satu yaitu terdapat burung sepah hutan, kepudang kuduk hitam, ekek geling, dan brencet kerdil. Dikarenakan pada saat kembali sudah terlalu sore kami dan mang opik (pemandu monitoring) memutuskan untuk kembali ke camp menggunakan kapal untuk menyebrangi danau situ patenggang agar tidak terlalu malam sampai dan istirahat untuk hari esok.

Pada hari keempat dari salah satu jalur, kami menemukan bulu burung yang di cabut-berserakan diduga telah dipasang perangkap burung alami dari ranting-ranting kayu setelah ditangkap bulu itu di cabut dikarenakan jasad burung tersebut tidak ada hanya tersisa bulu saja.setelah itu kamu melanjutkan perjalanann menelusuri kebun teh, memasuki wilayah hutan, dan juga perbatasan dari daerah situ patenggang kami pun menemukan burung elang hitam (Ictinaetus malaiensis) dan elang jawa (Nisaetus bartelsi) dengan jarak yang cukup sungguh luar biasa perasaan takjub saat dapat bisa melihat langsung dengan jarak sedekat itu.

Tidak hanya burung yang ditemui pada saat perjalanan monitoring namun beberapa kali terdapat primata seperti surili (Presbytis comata) dan lutung (Trachypithecus auratus) berlewatan masih cukup banyak di daerah ini. Saat kembali ke camp pun kami melihat ada penangkaran owa jawa (Hylobates moloch) yang ditangkap oleh polisi atas laporan warga karena di jadikan hewan peliharan seperti yang kita tahu bahwa primata maupun burung pun bukan lah hewan yang patut di jadikan peliharaan karena mereka punya hak hidup mereka di habitatnya. Owa yang berada di penangkaran tersebut telah melewati habituasi selama 2 tahun, pihak aspinal (pihak yang merawat penangkaran owa) pun tidak melepaskan begitu saja karena memiliki beberapa faktor ialah owa tidak akan bertahan lama jika di lepaskan ke hutan begitu saja karena sudah terbiasa saat di pelihara di berikan makan yang tidak seharusnya dan belum tentu ada di dalam hutan. Beberapa waktu lalu sebelum kami berkunjung pihak berwajib telah melepasliarkan 2 owa jawa (Hylobates moloch).

Miris hati melihat keadan jalan raya yang dihiasi begitu banyak sampah akibat dari para pengunjung atau pengguna jalan raya yang bersinggah  di bahu jalan  sekadar istirahat adapun yang melakukan piknik keluarga mengakibatkan sampah yang berserakan begitu banyak, cukup mengganggu pemandangan yang ada dan dapat yang merugikan lingkungan. Beberapa dari pengguna jalan diingatkan ada yang menerima bahkan tak jarang yang kesal karena diingatkan. 

Created by : Alfinda Ma’rufah Ludita Putri
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar