BBC "Ardea" Goes to Halmahera

Pada postingan kali ini saya akan bercerita tentang pengalaman saya mengikuti acara Halmahera Birdrace #1 yang diadakan di Taman Nasional Aketajawe Lolobata, 20-22 Mei 2022 lalu. Saya dan 2 kakak senior, Kak Nisa dan kak Bilal menjadi delegasi dari BBC "Ardea" dengan nama tim  "Sing Penting Dolan". Entahlah saya juga bingung kenapa diberi nama tim seperti itu, hahaha. Ohya, awal mula saya ikut acara ini karena diajak sama Kak Nisa melalui telpon saat sedang menikmati libur lebaran. Dan akhirnya saya pun meng-iyakan ajakan Kak Nisa tersebut dan siap berangkat menuju Halmahera.

.

.

Hari keberangkatan pun tiba, setelah semalaman memilah barang bawaan apa saja yang harus dibawa dan dilanjutkan dengan packing barang-barang tersebut ke dalam tas secara rapih dan nyaman. Saya berangkat menuju Bandara Soekarno-Hatta menggunakan kereta cepat, tujuannya agar bisa lebih cepat sampai karena waktu sudah mepet dari jadwal boarding saat itu.


Setelah sampai di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta saya pun bergegas untuk melakukan check-in dan menuju gate keberangkatan. Sialnya, saat itu saya mendapatkan nomor gate 22 tujuan Makassar, awalnya saya ditawari shuttle bus saat mempercepat menuju lokasi check-in. Tapi, karena situasi yang cukup panik dan pikiran saya tidak kondusif saat itu, saya memutuskan daripada harus menunggu bus dan malah tidak membantu akhirnya saya lebih memilih jalan kaki menuju gate 22. Ternyata di tengah jalan saya cukup menyesali pilihan saya untuk jalan. Karena ya Tuhan Gusti Agung, jauh banget gate 22 tuh. Saat baru sampai gate 17 saya pengen nangis aja rasanya karena kalau saya lihat di tiket jam keberangkatan sedikit lagi. Akhirnya saya sampai di gate 22 tersebut, dan untungnya pesawat belum terbang. Setelah seluruh penumpang duduk di kursinya, akhirnya pesawat benar-benar mengudara di antara awan-awan.

.

Makassar saya datang!


Cerita saat transit di Makassar dan keberangkatan menuju Ternate

Setelah kurang lebih dua jam di dalam pesawat, akhirnya saya sampai di Bandara Sultan Hassanudin. Bergegas saya menuju tempat pengambilan tas dari bagasi dan setelah itu saya langsung bertemu dengan Naufal yang merupakan mahasiswa Universitas Hasanudin (UNHAS). Dari bandara kami langsung menuju kampus UNHAS ke sekretariat Fisheries Diving Club (FDC UNHAS), untuk menaruh barang bawaan saya. Selanjutnya untuk mengisi perut yang sudah bergemuruh sedari di pesawat tadi. Rasanya belum sah apabila ke Makassar belum makan makanan khasnya yaitu coto makassar. Selesai mengisi perut, kami Kembali ke sekretariat FDC UNHAS untuk istirahat mengumpulkan tenaga karena besok perjalanan masih harus berlanjut ke Ternate.


Foto bersama teman-teman FDH UNHAS


Pagi harinya saya bersiap-siap merapihkan barang-barang bawaan untuk berangkat kembali ke Bandara Sultan Hassanudin. Saya diantar Bersama dengan teman-teman FDC UNHAS, Kak Dodi. Sesampainya di bandara, saya langsung bergegas ke lokasi check-in penerbangan. Selesai melakukan proses check-in yang lumayan lama, akhirnya saya masuk ke dalam pesawat dan tidak lama kemudian pesawat bergerak untuk take-off. Beberapa saat setelah pesawat take-off saya terlelap tidur lalu bangun sebelum sesaat landing. Beruntungnya saya karena mendapatkan kursi di pinggir kaca, pemandangan dari pulau Ternate serta hamparan pulau-pulau kecil di sekitarnya nampak terlihat dengan jelas. Selain itu, hamparan luas laut biru yang memanjakan mata. Rasanya tidak sabar lagi untuk mengeksplor seluruh lokasi yang ada di Ternate. 


Perjalanan Ternate ke Halmahera dan pembukaan Halmahera Birdrace #1

Akhirnya saya menginjakan kaki di Ternate, saat pertama kali turun dari pesawat rasanya sedikit jet lag dengan perbedaan waktu. Ya, Ternate sudah masuk dalam wilayah Waktu Indonesia Bagian Timur (WIT). Walaupun sedikit jet lag saya harus bergegas ke tempat bagasi tas karena panitia telah menunggu di pintu kedatangan. Selesai memasukan barang di mobil, langsung bergegas kembali untuk ke pelabuhan penyebrangan untuk menuju ke Halmahera. Lokasi pelabuhan tidak terlalu jauh dari bandara dan saya langsung menaiki perahu kecil untuk menyebrang. Perjalanan menggunakan perahu kecil cukup lama, sekitar 45 menit sampai di tujuan. Sesampainya di Halmahera saya harus menunggu Mas Inho sebagai panitia yang sedang dalam perjalanan datang. Sekitar 15 menitan menunggu akhirnya mas Inho datang, sayapun bergegas ke mobilnya untuk menaruh barang bawaan.


Perjalanan menuju Taman Nasional Aketejawe Lolobata dimulai. Kami berangkat menggunakan mobil dengan melewati jalanan gelap tanpa cahaya lampu jalan dan hanya bermodalkan cahaya lampu mobil saja. Perjalanan dari pelabuhan ke Taman Nasional Aketejawe Lolobata membutuhkan waktu yang cukup lama.


Halmahera Birdrace #1 dimulai dan penutupan acara serta pembagian hadiah

Setelah melewati hutan belantara dan desa-desa kecil selama perjalanan darat tadi akhirnya saya sampai juga di Taman Nasional Aketejawe Lolobata. Ketika sampai kegiatan pembukaan acara sedang berlangsung, dan semua orang yang hadir wajib memperkenalkan dirinya masing-masing.

Ketika seluruh peserta memperkenalkan dirinya, saya baru menyadari bahwa hanya terdapat tiga orang yang berasal dari Jakarta atau pulau Jawa. Yaitu tim BBC “Ardea”. Setelah sesi pembukaan selesai, mas David sebagai ketua panitia menjelaskan aturan untuk Birdrace besok. Panitia mengingatkan agar peserta bangun lebih pagi, karena panitia ingin memberikan kejutan saat ke jalur pengamatan nanti.

Pagi harinya, sesuai dengan arahan panitia seluruh peserta sudah bangun dan siap untuk masuk ke jalur pengamatan burung. Hutan masih diselimuti langit gelap walaupun sang fajar sudah mulai muncul, kamipun menggunakan headlamp atau senter agar jalur terlihat dengan jelas. Jalur pengamatan lumayan ekstrim karena beberapa kali harus melewati jembatan ataupun kubangan-kubangan keci. Setelah bersusah payah akhirnya saya menyadari sesuatu, ada plang petunjuk mengarahkan ke lokasi Bidadari Halmahera. “Wah ini seriusan!? Kita seriusan dibawa ke Bidadari Halmahera yang indah itu!!?” setelah melewati jalur yang lumayan ekstrim membuat Lelah saya langsung bersemangat kembali ketika melihat plang tersebut.


Bidadari Halmahera/Wallace's Standardwing/ Semioptera wallacii | Foto © Muhamad Hudan Assalam

Beberapa menit setelah melewati plang tadi akhirnya kami sampai di tempat pengamatan burung indah tersebut. Tidak mau terpaku terlalu lama oleh keindahannya, saya langsung bergegas memotret burung cantik tersebut. “Ah, pantas saja disebut bidadari. Dia indah sekali ya Tuhan” gumamku dalam hati. Saya dan teman-teman peserta lainnya mencari angle yang pas dan se-clear mungkin agar mendapatkan foto yang bagus dengan komposisi foto yang tepat. Setelah sekitar 1 jam berada di lokasi Bidadari Halmahera tersebut, akhirnya panitia menyudahi peserta untuk bersiap karena kita akan kembali menuju camp dan memulai kegiatan Halmahera Birdrace.


Kompetisi dimulai!


Foto bersama peserta Halmahera Birdrace #1


Menurut saya sendiri kompetisi Birdrace ini merupakan wadah belajar bagi saya, karena ini merupakan pertama kalinya saya ke daerah Timur Indonesia. Saat kompetisi saya satu tim dengan kak Misna orang asli Bacan, yang merupakan salah satu kepulauan kecil di Ternate. Hutan yang rimbun dan suara dari peserta yang lumayan agak berisik, jadi membuat sedikit distraksi dan burung-burung susah terlihat. Akan tetapi banyak suara yang muncul dari arah dalam hutan yang rimbun seperti suara Gosong kelam (Megapodius freycinet quoyii), Kasturi ternate (Lorius garrulus), dan Nuri bayan (Electus roratus vosmaeri). Selain identifikasi suara yang dilakukan oleh kak Misna, saya juga beberapa kali mengidentifikasi apabila terlihat jelas walau tetap dengan bantuan kak Misna yang pastinya sudah lebih tau burung-burung di Halmahera. Seperti Kakatua putih (Cacatua alba), Kapasan Halmahera (Lalage aurea), Cabai Halmahera (Dicaeum schistaceiceps), Burung madu sriganti (Cinnyris clementiae frenatus), Burung-madu hitam (Leptocoma sericea auriceps), Julang papua (Rhyticeros plicatus), Merbah cerukcuk (Pycnonotus goiavier), Cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster), Kirik-kirik Australia (Merops ornatus), Kipasan kebun (Rhipidura leucophrys).


Peserta sedang melakukan pengamatan

Jalur pengamatan Birdrace menggunakan jalur arah balik ke camp, perjalanan dari tempat Bidadari Halmahera untuk kembali ke camp tidak terasa seberat saat berangkat tadi pagi. Saya dan kak Misna, serta teman-teman peserta lainya memutuskan untuk kembali ke camp. Meski waktu perlombaan Birdrace masih berlangsung beberapa peserta lainya juga ada yang melanjutkan pencarian ke sungai sekitar. Saya sendiri dengan kak Misna sudah cukup puas dengan yang telah didapatkan.

 
Foto kiri: Peserta sedang mengikuti kuis identifikasi burung | Foto kanan: Sedang melakukan Sharing section kepada peserta lainya

Waktu pengamatan Birdrace selesai! Seluruh peserta mengumpulkan tabulasi data atau teman-teman menyebutnya tally sheet, dan dikumpulkan kepada panitia. Setelah itu terdapat babak tambahan, yaitu kuis identifikasi yang susahnya bukan main. Karena hanya menunjukan sebagian tubuh, atau kunci identifikasi khusus dari spesies tersebut. Kuis identifikasi berlangsung tidak terlalu lama terdapat sekitar 10 soal dengan waktu identifikasi masing-masing hanya satu menit. Setelah agenda kuis selesai, peserta mendapatkan free time untuk bebas melakukan kegiatan apapun di sekitar camp. Tiba-tiba mas David menghampiri tenda kami, tenda BBC “Ardea”. Ternyata beliau mengajak kami untuk bertemu dengan salah satu burung endemik yaitu Paok Halmahera (Pitta maxima). Kamipun mulai memasuki hutan kembali menuju hiding spot untuk menunggu Paok Halmahera tersebut.

Menunggu kedatangan Paok Halmahera cukup lama sekitar 30 menit hingga membuat saya mengantuk, tapi saya tidak menyerah dan membuahkan hasil. Paok datang! 15 detik kedatangannya lalu hilang kembali ke dalam hutan. “Akhirnya!” gumamku. Akan tetapi ternyata burung paok yang datang bukanlah burung paok yang telah ditargetkan. Burung paok yang datang merupakan Paok Jailolo (Erythropitta erythrogaster rufiventris), buatku tidak apa. Karena bisa melihat jenis baru untuk diriku sendiri sudah sangat menyenangkan. Alasan saya suka dalam birdwatching juga karena setiap bertemu dengan jenis yang berbeda seperti berburu “Pokemon” di alam liar langsung.


Cekakak biru-putih/Blue-and-white Kingfisher/Tadiramphus diops | Brinji-emas Halmahera/Halmahera Golden Bulbul/Hypsipetes chloris | Julang Papua/Blyth's Hornbill/Rhyticeros plicatus | Foto © Muhamad Hudan Assalam

Hari semakin sore dan kami harus kembali ke camp. Saat perjalanan menuju camp kami juga berjumpa dengan beberapa jenis burung lainnya seperti Wiwik rimba (Cacomantis variolus infaustus), Cekakak biru-putih (Todiramphus diops), dan sekelompok Julang papua (Rhyticeros plicatus), Perling ungu (Aplonis metallica), Berinji-emas Halmahera (Hypsipetes chloris).


Acara makan malam bersama seluruh peserta birdrace


Malam pun tiba dan sudah waktunya makan malam, di tenda aula ternyata telah disediakan makan ikan bakar lengkap dengan nasi yang dihidangkan di atas daun pisang. “Asik! Ini sih pesta namanya!” gumamku dalam hati yang sedari sore sudah kelaparan. Setelah makan malam selesai, ternyata kita semua kedatangan tamu jauh lainnya. Yaitu mas Swiss Winasis, beliau merupakan salah satu pegiat konservasi burung dan habitatnya. Malam itu mas Swiss memberikan wejangan kepada teman-teman birdwatcher Halmahera, pesannya hanya singkat. Beliau hanya mengingatkan untuk anak-anak muda di Ternate tetap menghidupkan “birdwatching” karena anak mudalah yang nantinya akan menjadi generasi penerus dan harus menjaga alam serta isinya. Saat itu merupakan pertama kalinya saya bertemu dengan mas Swiss, saya suka dengan pembawaannya yang santai tidak bertele-tele dengan wawasannya yang luas. Keren banget nih orang! Asli deh!


Proses pemberian hadiah oleh Bapak Kepala Desa Ake Jawi kepada tim BBC "Ardea"


Esok harinya, pengumuman pemenang serta pemberian hadiah. “Sepertinya sangat tidak mungkin saya untuk menang” gumamku dalam hati, tentu saja karena memang pengetahuan burung untuk daerah Timur saya sendiri masih kurang dan harus banyak membaca buku mengenai burung-burung di daerah Timur. Pemenang juara satu hingga tiga telah diumumkan. Namun tidak disangka-sangka ternyata BBC “Ardea” mendapatkan hadiah penghormatan dari panitia. Karena sudah jauh-jauh datang dari Jawa ke Ternate untuk mengikut Halmahera Birdrace. Hadiah sebagai tamu yang dianggap spesial merupakan sebuah kehormatan untuk kami BBC “Ardea”. Melalui Mas David memberikan tiga buah buku “Burung-burung Indah Maluku Utara” dan saya sebagai perwakilan tim maju kedepan dan itu juga menjadi akhir cerita perjalanan saya di Halmahera-Ternate. Banyak sekali pelajaran yang bisa didapatkan, juga mendapatkan networking baru, serta teman-teman baru.


Foto bersama tim delegasi BBC "Ardea" dan seluruh peserta Halmahera Birdrace #1


Keindahan Ternate sesungguhnya belum sepenuhnya saya jelajahi, saya berjanji kepada diri saya sendiri. Suatu saat nanti pasti saya akan kesana lagi, dengan waktu yang lebih lama dan melakukan eksplor lebih jauh lagi ke tempat seluk-beluk Ternate. Terima kasih Tuhan Yang Maha Esa atas jalan yang engkau berikan melalui kakak-kakak senior yang selalu men-support saya, juga kepada kedua orangtua saya yang selalu mengizinkan anaknya untuk berpetualang dan tidak berhenti mengirimkan do’a.



Penulis : Muhamad Hudan Assalam

Editor : Tim Dewan Pengawas 

4 komentar:

  1. Selamattt BBC terkhusus Hudan, Kak Nisa dan kak Bilal, semoga pengalaman di birdrace halmahera ini jadi penyemangat temen2 lainya buat ikutan birdrace selanjutnya yaaa 🤍🤍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin Ya Rabbal Alamin... yuk yang lain bisa juga terbang jauhhhhh

      Hapus
  2. Akhirnya tulisanku rampung 😁🙌🏼 selamat membaca...

    BalasHapus
  3. Mantappppp... Ditunggu tulisan lainnya, ya

    BalasHapus