Nanti Kita Cerita Tentang PPBI X di Bali

 

     

PPBI hadir kembali!! Apa itu PPBI? PPBI (Pertemuan Pengamat Burung Indonesia) merupakan sebuah forum di mana para penggiat konservasi burung berkumpul setiap tahunnya, sejak tahun 2007. Setelah sempat terhenti karena pandemi, PPBI kembali dilaksanakan pada tahun 2023. Kali ini PPBI dilaksanakan 5-7 Mei 2023 di Desa Penatahan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali. Mendengar kabar tersebut, Tim BBC “Ardea” (Dinda, Alifia, Mutia, Aditya, Naya, dan Azriel) tancap gas untuk turut hadir. Kapan lagi bisa berjumpa dengan jalak bali, langsung di “rumahnya”.

Perjalanan dimulai pada tanggal 2 Mei 2023, dan sampai di Bali pada tanggal 3 Mei 2023. Sebelum kegiatan PPBI X dimulai, kami berkunjung ke Taman Nasional Bali Barat (TNBB) dan menginap di sana selama semalam. Kedatangan kami disambut sekumpulan burung jalak bali (Leucopsar rothschildi) yang bertengger di atas pohon. Pemandangan yang sangat indah, ditemani senja yang perlahan meredup. Keseruan bertambah karena kebersamaan kami diramaikan oleh kawan-kawan dari KPB Nycticorax UNJ, Kepak Sayap UNS, dan Bio-Explorer Unsoed. Keesokan paginya, kami melakukan funbirding sebelum meninggalkan TNBB dan melanjutkan perjalanan ke Tabanan. Perjalanan Gilimanuk-Tabanan selama kurang lebih 3 jam, kami sampai sebagai tamu pertama di balai subak.

Hari pertama, dibuka dengan sambutan dari ketua panitia, Kades Penatahan, Camat Penebel, Bupati Tabanan. Kemudian, acara dilanjutkan perkenalan dan ramah tamah dengan kawan-kawan pengamat burung dari berbagai daerah. PPBI ke-X kali ini, dihadiri sebanyak 110 orang yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Latar belakangan para pengamat juga sangat beragam, mulai dari dokter hewan, praktisi, Non-Governmental Organization, pihak Balai Konservasi Sumbar Daya Alam (BKSDA), hingga fotografer. Meski berbeda profesi, mereka tetap memiliki tujuan yang sama, yaitu konservasi burung liar, loh!

Hari berikutnya, kami pengamatan bersama. Pengamatan dilakukan pada dua lokasi, yaitu di sekitar Pura Batukaru dan di area persawahan Desa Penatahan. Para pengamat dan penggemar fotografi bersiap dengan alat tempurnya, sibuk dengan lensanya masing-masing untuk mengabadikan burung-burung yang dijumpai. Saat pengamatan, kami mendapati srigunting batu (Dicrurus paradiseus) yang terbang melintasi langit di atas kami. Beberapa spesies lainnya yang ditemui, ada elang tikus (Elanus caeruleus), jalak putih (Acridotheres melanopterus), bubut besar (Centropus sinensis), dan bondol oto-hitam (Lonchura ferruginosa). Pagi berganti sore, kami pun kembali ke Balai Subak. Acara pun dilanjut dengan sharing dan pemaparan materi dengan topik yang sangat menarik. Materi-materi yang disampaikan mengenai

  • Konsep Tri Hita Karana Terhadap Perlindungan Satwa Liar dan Alam Habitatnya, 
  • Potret Perdagangan Ilegal Burung Paruh Bengkok di Era Digital, serta 
  • Gerakan Konservasi Ficus Nasional.

Sangat mengagumkan mendengar cerita di balik usaha para pengamat burung dalam memajukan dunia konservasi burung. Seperti Tri Hita Karana sebagai konsep spiritual, kearifan lokal, sekaligus falsafah hidup masyarakat Hindu Bali yang bertujuan untuk membentuk keselasaran hidup manusia. Keselarasan hidup dapat dicapai bukan hanya dengan mambangun hubungan kepada Tuhan dan sesama manusia saja, melainkan juga kepada alam dan lingkungan. Manusia seringkali melupakan alam sekitar, padahal manusia membutuhkan alam. Manusia dan alam tidak bisa dipisahkan, manusia dan alam saling hidup berdampingan. Dengan keindahan alam yang kaya, Bali memerlukan kita semua untuk bersama berkarya dalam mengawasi dan menjaga konservasi alam ini. Bersama-sama kita dapat melindungi ekosistem yang unik, dengan menjaga keindahan wisata, dan mempertahankan budaya khas Bali untuk generasi mendatang.

Tak terasa kegiatan PPBI X akan segera berakhir, maka untuk semakin memeriahkan acara ditutup dengan nobar video, “Pertobatan Pemburu-Pedagang Burung menjadi Pelestari, melalui Hobi Pengamatan Burung dan Fotografi”. Hingga saat ini, masih banyak ditemui aksi pemburuan dan perdagangan burung liar di masyarakat, sehingga semua peserta berkomitmen untuk mengupayakan kegiatan preventif terhadap eksploitasi burung di alam liar. Bersamaan dengan komitmen tersebut, PPBI XI selanjutnya diputuskan akan dilaksanakan di Desa Mendolo, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.


Penulis : Alifia Rahmah, Rana Andika dan Sulastri Friscilla

Tidak ada komentar:

Posting Komentar